3.23.2011

Obyek-obyek Wisata di Bandung: Eksotisme Alam Pegunungan




Bandung tidak hanya terkenal sebagai tempat wisata belanja dengan deretan Factory Outlet, Distro serta wisata kulinernya yang kaya dan kreatif. Kota Kembang ini juga bisa dinikmati dari sisi kealamian alamnya nan indah dengan beragam pilihan.

Namun, mengingat Bandung berada di tengah wilayah pegunungan,  bersiaplah untuk menempuh perjalanan ‘agak berat’ ke wilayah-wilayah jauh di pinggiran sampai luar kota bila hendak menikmati wisata alamnya. Maklum, tempat-tempat wisata di wilayah pegunungan yang eksotis itu umumnya memang harus melalui jalanan yang cukup berliku, turun naik, terkadang terjal, dan terasa jauh.

Tapi, bila sudah sampai di tempat tujuan, rasa lelah perjalanan itu akan terbayar dengan pemandangan alami yang mempesona dan menakjubkan. Inilah diantaranya obyek-obyek wisata itu :

1. Situ Patenggang
Situ Patenggang atau Patengan merupakan sebuah danau alam yang terletak di wilayah paling Utara Ciwidey. Lokasinya masih termasuk dalam kawasan perkebunan teh Ranca Bali. Sehingga, di seputaran danau ini kita pun bisa menikmati kehijauan hamparan kebun teh berudara sejuk dan segar. Ada ketakjuban tersendiri melihat hamparan danau dengan air membiru yang terhampar luas, di tengah puncak gunung Ciwidey ini.

Situ Patenggang berjarak sekitar 47 Km dari kota Bandung. Di pinggir danau terdapat banyak perahu yang dapat disewa untuk wisatawan mengelilingi danau. Untuk sewa perahu mengelilingi danau sebaiknya anda melakukan tawar menawar harga terlebih dahulu. Biasanya harga yang ditawarkan berkisar Rp 10.000 s/d Rp. 15.000 / orang.

Bila hendak mengunjungi tempat ini sebaiknya berangkat sejak pagi hari supaya sampai pada siang hari. Karena bila berangkat kesiangan, dan anda sampai pada sore hari biasanya kabut sudah turun. Kabut di Situ Patengan sangat pekat bahkan jarak pandang bisa hanya 1-2 meter saja sehingga tidak akan terlihat pemandangan apa-apa.


2. Kawah Putih
Kawah Putih tak jauh dari Situ Patenggang. Kawah Putih adalah sebuah danau kawah dari Gunung Patuha dengan ketinggian 2.434 meter di atas permukaan laut. Kawahnya memang berwarna putih, mungkinoleh sebab itulah dinamakan Kawah Putih. Namun, bila dilihat dari kejauhan air dalam kawah itu bisa berkesan kebiruan atau kehijauan. Warna putih justru tampak tegas pada tanah di seputaran kawah. Kontras dengan bebatuan gunung serta pepohonan khas di sekitarnya. Sehingga, pemandangan disini sangatlah eksotis

Namun, pengunjung diperingatkan untuk tidak terlalu mendekat pada kawah yang memiliki kadar keasaman belerang tertinggi di dunia ini. Kawah nan indah ini pertama kali ditemukan justru oleh ilmuwan Belanda peranakan Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghun pada 1837. Ia adalah seorang pengusaha perkebunan Belanda yang mencintai kelestarian alam. Pemerintah kolonial belanda pernah membangun pabrik belerang di tempat ini.

Udara di sini sangat dingin bahkan bisa mencapai 0 - 2 derajat celcius di musim-musim tertentu. Kawah Putih masih terletak di kawasan Ranca Bali, Ciwidey berjarak sekitar 44 Km dari kota Bandung atau tepatnya di Desa Sugih, Kecamatan Pasir Jambu.

Abadikan moment keceriaan anda :



Sama seperti Situ Patengan pada sore hari di kawah putih biasanya turun kabut yang sangat pekat. Di samping itu kadar belerang menjadi sangat tinggi sehingga kawah ini sering ditutup pada sore hari.

Di sepanjang perjalanan menuju Situ Patenggang atau Kawah Putih di Ciwidey ini, kita dapat menjumpai obyek-obyek wisata lain seperti perkebunan-perkebunan strawberry dimana para pengunjung bisa memetik sendiri. Juga ada Cimanggu dan Ciwalini yang menyajikan tempat pemandian air panas alami. Serta Ranca Upas sebuah komplek bumi perkemahan yang ada di sekitar areal tanaman Eucalyptus (pinus).


3. Gunung Tangkuban Perahu
Inilah gunung yang lekat dengan cerita legenda Sangkuriang, seorang anak muda yang jatuh cinta pada ibu kandungnya sendiri bernama Dayang Sumbi. Mengetahui pemuda itu adalah anaknya yang telah lama terpisahkan, Dayang Sumbi mensyaratkan Sangkuriang membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu, sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu –sebuah monumen cinta tak sampai

Gunung Tangkuban Parahu termasuk gunung api yang masih aktif statusnya dan selalu diawasi oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan. Diantara tanda-tanda keaktifan itu adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunung nya antara lain di kawasan Ciater, Subang

Obyek wisata ini terletak di Lembang, Bandung sekitar 25 km ke arah Utara. Gunung ini berketinggian kurang lebih 2.084 meter. Pemandangan pegunungannya sangat khas dan mempesona, terlebih bila cuaca tak berkabut atau mendung. Banyak warung suvenir khas Jawa Barat di sekitarnya, penyewaan kuda agar tak lelah berjalan-jalan, dan tentu saja kedai-kedai makanan.

Salah satu kawah yang terkenal disini adalah Kawah Domas. Untuk menuju ke kawah ini dari puncak Gunung Tangkuban Perahu jalanannya agak licin dan menurun sekitar 1,2 Km. Namun, sesampainya di Kawah Domas, kita akan melihat pemandangan yang menakjubkan. Kita bisa melihat dari dekat aktifitas kawah, bahkan bisa merasakan panasnya kawah. Terdapat banyak kawah diantara bebatuan. Bau belerang cukup menyengat, tetapi setelah terbiasa tak terlalu masalah

Banyak kawah disitu memiliki air yang seperti air mendidih. Para wisatawan biasa memasukkan telur ke dalam air kawah itu agar masak seperti direbus. Telur-telur dimasukkan dalam plastik sampai terendam air kawah dan diikat ke bebatuan agar tidak jatuh ke dasar kawah. Bagaimana rasanya telur rebus yang dimasak dengan air kawah Gunung Tangkuban Perahu? Hm, coba saja sendiri, hehe... Pengujung juga bisa merendam kaki di air kawah yang tidak terlalu panas.

4. Ciater
Ciater merupakan tempat wisata air panas yang terletak diantara perbukitan berudara
dingin dan hamparan perkebunan teh yang indah menuju Kabupaten Subang dari arah utara Kota Bandung. Disini kita juga bisa menjumpai resort yang indah yakni Sari Ater Resort & Spa.

Jarak dari Bandung- Ciater sekitar 25 kilometer, dapat ditempuh selama 1,5 hingga 2 jam perjalanan. Dari pusat Kota Lembang, cukup ditempuh dengan waktu 20 menit saja. Jalan-jalan yang dilalui juga merupakan arena wisata yang menawan seperti Observatorium Boscha, Bumi Perkemahan Cikole Lembang, Gunung Tangkuban Parahu, Pusat Susu Murni Lembang, atau juga pusat pengembangan hortikultura.

Di Ciater, pengunjung juga bisa bersantai di arena wisata yang cukup luas, serta menikmati pelayanan terapi kesehatan. Menurut informasi yang saya himpun, bahwa berdasarkan hasil penelitian ternyata air panas Ciater mengandung jenis zat seperti belerang, zat kapur dan beberapa zat lainnya yang sangat baik untuk penyembuhan penyakit kulit dan penyakit tulang. Ciater dibuka setiap hari untuk umum.

Selain Sari Ater Resort & Spa, ada juga penginapan-penginapan yang disediakan penduduk sekitar dengan harga lebih murah. Banyak kolam-kolam air panas yang bisa kita pakai untuk sekedar merendam kaki atau bahkan mandi. Sangat menarik kalau mengajak anak-anak berwisata ke tempat ini. Ada fasilitas bermain untuk anak-anak seperti ayunan, jungkat jungkit dan sepeda air.

5. Maribaya
Maribaya merupakan taman wisata yang menawarkan keindahan air terjun di tengah kerimbunan hutan pinus. Ada beberapa curug / air terjun yang bisa kita jumpai disini. Terletak sekitar 8 Km di Timur Lembang, Bandung atau bisa juga ditempuh dari arah Dago, Bandung sebelah Utara.

Di pintu masuk Taman Maribaya yang merupakan peninggalan Belanda ini terlihat curug yang kecil. Namun, begitu memasuki wilayah taman akan dijumpai curug-curug yang lebih besar dan yang terbesar adalah Curug Omas. Ada curug yang setinggi sampai 30 meter, namun pengunjung dilarang terlalu mendekat agar tidak celaka tentunya. Untuk itu disediakan juga jembatan yang berada di atas air terjun, sehingga pengunjung bisa merasakan sensasi tersendiri melihat air terjun dari atas.

Udara segar, dengan gemuruh suara air terjun, di tengah pepohonan pinus memberikan kenyamanan tersendiri. Sesekali kita bisa melihat semburat pelangi di dekat air terjun. Untuk menikmati suasana itu, banyak tikar-tikar tempat duduk yang disewakan untuk para pengunjung. Awas, jangan ketiduran terlalu lama ya!


6. Situ Cileunca
Situ Cileunca merupakan danau buatan seluas 1400 hektar di Pangalengan, Kabupaten Bandung. Tepatnya di Desa Warnasari. Danau yang dibuat pada 1918 awalnya dimaksudkan sebagai sumber pengairan bagi daerah-daerah di sekitarnya ini masih kental bernuansa kehijauan alam dengan bukit-bukit di sekelilingnya serta latar belakang pegunungan. Kedalaman Situ sekitar 17 m dan airnya masih berwarna bening.

Kini selain berfungsi sebagai objek wisata yang menarik, Situ Cileunca juga dijadikan sumber air bagi pembangkit tenaga listrik. Air dari danau dialirkan melalui sungai Palayangan, yang juga sering digunakan sebagai arena ber-arung jeram / rafting.

Area Situ Cileunca juga kerap dijadikan tempat camping, yang arenanya memang disediakan oleh pengelola wisata. Menurut pengelola, di sini kerap menjadi tempat pelatihan tentang lingkungan dan opspek mahasiswa.

Selain bisa menikmati keindahan situ dengan iklimnya yang segar, di sini kita pun bisa mendatangi kebun strawberry dan kebun arbei. Untuk mencapai lokasi kebun tersebut, pengunjung harus menggunakan perahu dengan waktu tempuh sekitar 10-15 menit. Harga sewa perahu relatif murah yaitu Rp 5.000 per orang. Kita pun bebas memilih apakah perahu motor atau dayung.

Sebenarnya, ada jalur alternatif lain untuk sampai ke kebun strawberry. Jalur yang bisa digunakan lewat darat dengan mengelilingi situ. Namun, jalanan di sini kondisinya kurang bagus sehingga agak sulit untuk dilalui kendaraan biasa. Namun, bagi yang suka offroad dan mempunyai kendaraan jenis Land Cruiser, tidak ada salahnya untuk mencobanya mengelilingi situ dengan medan yang sangat menantang. Perjalanan lewat air ke kebun strawberry hanya membutuhkan waktu 10-15 menit. Selama perjalanan tersebut, kita bisa melihat indahnya pemandangan Gunung Wayang, Malabar, dan Windu. Kita juga disuguhi pemandangan hutan hasil peninggalan pembuatan situ.

Namun sesampainya di pinggir situ, kita belum bisa langsung memetik strawberry. Harus terlebih dulu berjalan di jalan setapak yang berada di samping hutan. Dengan petunjuk seadanya, pengunjung seolah dibiarkan mencari tujuannya sendiri. Meskipun, jika kebingungan, pengunjung bisa meminta tolong kepada tukang perahu. Setelah berjalan sekitar 15 menit dengan medan menanjak, kita baru menemukan kebun strawberry. Di areal kebun ini, pengunjung dapat memetik sendiri buah yang rasanya manis asam ini. Di kebun ini 1 kg strawberry dihargai Rp 30 ribu.

Selain strawberry, di atas tanah seluas 70 tumbak ini juga tersedia buah melosa yang oleh banyak masyarakat dipercaya sebagai obat penyakit darah tinggi dan penderita liver. Harga melosa yang berbentuk lonjong berwarna hijau ini Rp 15 ribu per kg. Melosa, terbilang unik. Karena, buah yang rasanya mirip melon itu hanya dibudidayakan di Dieng, Jawa Tengah, dan Eropa.

Bosan dengan kebun strawberry, kita bisa melanjutkan perjalanan ke kebun arbei yang hanya berjarak beberapa meter dari strawberry. Dengan hanya membayar Rp 2.500, pengunjung bisa memakan arbei sepuasnya. Arbei dengan rasa yang relatif enak, telah mengundang ribuan penggemarnya ke kebun ini. Bagi pengunjung yang hobi memancing, Situ Cileunca juga bisa menjadi lokasi pilihan. Di situ ini terdapat berbagai jenis ikan, di antaranya ikan mas, golsom, nila, dan sejumlah ikan hias. Untuk memancing di situ ini, pengunjung tidak dipungut bayaran.

Dengan berbagai fasilitas yang tersedia, tampaknya Situ Cileunca, cocok untuk lokasi liburan bersama keluarga. Karena situ ini juga dilengkapi dengan arena bermain anak-anak. Bagi pengunjung yang ingin menginap, pengelola menyediakan bungalow yang terdiri dari dua bungalow besar dan satu kecil. Untuk bungalow besar, pengunjung harus membayar Rp 250 ribu per malam, sedangkan bungalow kecil Rp 150 ribu per malam. Namun jika ingin lebih nyaman, Anda bisa menyewa vila yang tersedia di dekat situ. Beberapa vila milik penduduk setempat dapat disewa dengan harga yang relatif murah. Selain berwisata, di tempat ini, pengunjung juga dapat belajar cara pergerakkan turbin untuk PLTA.