Pemandangan pebukitan Punclut, Bandung |
Lokasi ini sangat populer di segala
lapisan rakyat kota Bandung. Bisa dikatakan Punclut telah menjadi tempat wisata
yang merakyat di antara warga kota kembang ini. Sebenarnya kata Punclut adalah
singkatan dari Puncak Ciumbuleuit Utara.
Benar, perbukitan ini letaknya memang
persis di Utara daerah Ciumbuleuit. Tidak sulit mencari kawasan Punclut. Jalan di Punclut yang banyak terdapat
saung-saung penjaja hidangan Sunda itu sendiri sebenarnya bernama Jalan Bukit
Raya. Untuk menuju ke sini dari arah tengah kota Bandung dapat dicapai dari Jl.
Ciumbuleuit, tepatnya di dekat Rumah Sakit Salamun. Barulah, dari titik itu
dilanjutkan ke Jalan Bukit Raya.
Dari
waktu ke waktu Punclut terlihat semakin ramai pengunjung. Namun, kepadatan yang
luar biasa biasanya terjadi pada setiap Hari Minggu pagi hingga tengah hari.
Ribuan orang memadati Punclut bahkan sejak pagi buta. Orang-orang ini umumnya menjadikan
Punclut sebagai arena olahraga jalan pagi. Sehingga, tak heran di setiap Hari
Minggu akan kita lihat pemandangan orang-orang yang hanya berbaju training,
kaos, celana pendek untuk berolahraga di sini, sambil tentu saja menikmati
pemandangan alam pegunungan Bandung dan udaranya yang segar.
Konon, di Punclut inilah merupakan
dataran tertinggi terdekat yang dapat dicapai di kota Bandung. Di sini kita
dapat membuktikan benarlah adanya kota Bandung di lingkupi oleh pegunungan. Secara
geografis Bandung dapat diserupakan sebagai bagian tengah mangkuk, sementara
sekelilingnya adalah gunung-gunung. Di sebelah Utara ada gunung Tangkuban Perahu dan Burangrang. Sementara, di arah Selatan dapat kita lihat deretan
pegunungan Patuha, Malabar dan Manglayang selayaknya benteng melingkupi Bandung.
Udara di Punclut masih sangat segar. Bila pagi masih sangat dini, maka kabut atau halimun masih akan melingkupi kawasan Punclut. Bila hari beranjak siang, pemandangan kota Bandung dapat terlihat pula dari sini. Seperti landmark Jembatan Layang Surapati dan Menara Kembar Masjid Agung Raya di Alun-alun Kota.
Wisata Kuliner dan Belanja
Lelah berolahraga pagi dan berjalan
kaki, tentunya perut jadi lapar. Tak perlu khawatir kesulitan mencari tempat
makan di perbukitan ini. Karena di sepanjang Jalan Bukit Raya berjajar
saung-saung penjual makanan, terutama sajian Sunda yang khas.
Satu kekhasan masakan Sunda di Punclut ini nasi yang disajikan kebanyakan berupa nasi merah, juga nasi yang berwarna agak kehitaman, selain nasi putih biasa juga ada. Bukankah nasi merah memang lebih sehat dan kaya serat ? Jadi, tambah berselera makan. Teman santapnya ayam bakar, aneka ikan goreng, aneka pepes, tempe, tahu, sambal terasi, dan tentu saja aneka lalapannya. Harganya sangat terjangkau berkisar 15.000 rupiah saja untuk satu porsi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya.
Satu kekhasan masakan Sunda di Punclut ini nasi yang disajikan kebanyakan berupa nasi merah, juga nasi yang berwarna agak kehitaman, selain nasi putih biasa juga ada. Bukankah nasi merah memang lebih sehat dan kaya serat ? Jadi, tambah berselera makan. Teman santapnya ayam bakar, aneka ikan goreng, aneka pepes, tempe, tahu, sambal terasi, dan tentu saja aneka lalapannya. Harganya sangat terjangkau berkisar 15.000 rupiah saja untuk satu porsi makan nasi lengkap dengan lauk pauknya.
Di setiap Hari Minggu pula, ratusan
pedagang kaki lima dari berbagai penjuru Bandung berjualan di sepanjang Jalan
Bukit Raya. Nah, inilah yang saya rasakan wisata Punclut jadi meriah. Jalan yang hanya seluas 3-5 meter itupun jadinya penuh sesak oleh
para pedagang dan pengunjung. Punclut menjadi pasar kaget.
Barang yang dijajakan beragam : ada pakaian, tanaman hias, sepatu, DVD, jam tangan, barang-barang elektronik, peralatan rumah tangga, tanaman hias, sayur-sayuran, sampai binatang piaraan seperti kelinci dan marmut. Ada pula penganan khas semisal oncom goreng, bandrek, galendo (olahan kelapa), pisang goreng raja, surabi, dan tutut. Harganya ramah di kantung rakyat --hehe berkisar Rp 500 sampai Rp 25.000.
Barang yang dijajakan beragam : ada pakaian, tanaman hias, sepatu, DVD, jam tangan, barang-barang elektronik, peralatan rumah tangga, tanaman hias, sayur-sayuran, sampai binatang piaraan seperti kelinci dan marmut. Ada pula penganan khas semisal oncom goreng, bandrek, galendo (olahan kelapa), pisang goreng raja, surabi, dan tutut. Harganya ramah di kantung rakyat --hehe berkisar Rp 500 sampai Rp 25.000.
Abadikan moment keceriaan anda :
Di hari-hari biasa, kawasan Punclut tetap berdenyut. Namun, tak seramai wisata rakyat di Hari Minggu. Sebagian orang malah mendatangi Punclut di malam hari. Menikmati pemandangan kerlap kerlip kota Bandung dari ketinggian, sambil menyantap hidangan khas Sunda di saung yang bersemilir angin. Romantis, bukan?