Siapapun akan suka kue ini : sederhana, manis yang pas, gurih, cukup sehat dan mengenyangkan, murah meriah pula. Inilah kue balok --kue rakyat di Bandung yang populer sejak puluhan tahun lampau.
Sekilas bentuknya seperti kue pukis, namun dalam
ukuran lebih besar dan tebal dengan bagian atas yang merekah dan agak
kecoklatan karena terbakar anglo. Inilah kekhasan kue balok. Proses pemasakannya
harus menggunakan tungku arang, kemudian setelah adonan kue masuk dalam
cetakannya, di atasnya diletakkan anglo pembakaran pula berisi arang yang
membara.
Konon kue lezat ini sangat merakyat di
Bandung sejak puluhan tahun lampau. Harganya murah meriah, dijual di
pasar-pasar atau pinggir-pinggir jalan dalam kedai-kedai yang sederhana saja.
Terbuat dari campuran tepung terigu, telur, mentega, air dan gula dengan ukuran
yang cukup membuat kenyang walau kita hanya memakannya sepotong saja. Orang
sunda mengistilahkannya jibeuh (kepanjangan
hiji sebeuh artinya satu saja kenyang).
Tak heran, banyak orang menjadikannya sebagai
penganan di pagi hari atau sarapan. Biasanya kedai kue balok menyediakan
minuman teh panas atau kopi sebagai teman makan kue ini. Memakannya, bisa
dicelupkan ke dalam minuman ini, atau tidak terserah selera pembeli.
Penjual kue balok di Bandung kini memang tak
sebanyak puluhan tahun lampau. Namun, belakangan beberapa pihak mulai
mengangkat kepopuleran kue satu ini. Menurut pengamatan, sekarang di seputaran Jalan
Pajajaran Bandung, akan dengan mudah kita temui kedai-kedai penjual kue balok
mulai sore hari hingga malam. Tradisionalnya, kedai-kedai kue ini masih dapat
ditemui di Pasar Lembang, juga Pasar Ciroyom di pagi hari. Harganya berkisar
Rp. 1000 – Rp. 1500 saja per potong.
Di beberapa tempat di Bandung, bahkan ada yang
mencoba menjualnya dalam kemasan yang lebih modern. Seperti di Jl. Buah Batu
dan Jl. Gatot Subroto kue balok dijual dengan toping beraneka rasa seperti
coklat, strawberry, keju dll.
Penggemarnya banyak juga dari kalangan anak-anak
muda, bukan orang-orang tua yang ingin bernostalgia tentang kue ini di zaman
Bandung tempo dulu. Memang suatu moment yang romantis, bila kita menyempatkan
datang ke sebuah kedai kue balok pada malam hari. Ketika perut tidak terlalu
lapar, namun kita masih menginginkan penganan cemilan. Kue yang manis dan
minuman hangat sangat nikmat disantap bersama teman / keluarga di kedai
sederhana, harga yang murah, namun juga cukup sehat dan mengenyangkan.